Diambil dari BBC – Lukaku, yang geser dari Manchester United ke Inter pada musim panas, jadi target pelecehan rasis sesudah cetak gol kemenangan dalam kemenangan 2-1.

Satu pengakuan dari barisan fans Inter, Curva Nord menjelaskan, “Fans Italia tidak rasis” serta pelecehan itu ialah permainan.

Dia memberikan tambahan: “Kami menyesal Anda berpikir apa yang berlangsung di Cagliari ialah rasis.”

Surat terbuka untuk pemain depan Belgia, yang diedarkan di halaman Facebook beberapa fans, menjelaskan: “Anda harus mengerti jika Italia tidak seperti banyak negara Eropa utara yang lain dimana rasisme ialah permasalahan riil.

“Kami mengerti jika itu mungkin kelihatan rasis buat Anda tapi tidak semacam itu. Di Italia kami memakai beberapa ‘cara’ cuma untuk ‘membantu team kami’ serta coba membuat musuh kami grogi, bukan untuk rasisme tapi untuk mengacaukan mereka .

Baca Juga: Persija subur tanda keluar dari zona keterpurukan Liga Indonesia 2019

“Tolong kira sikap fans Italia ini jadi bentuk penghormatan pada bukti jika mereka takut pada Anda untuk gol yang mungkin Anda bikin menantang team mereka serta bukan lantaran mereka membenci Anda atau mereka rasis.”

Lukaku, yang menjelaskan permainan “mundur” sesudah pelecehan, berdiri serta memandang fans di belakang gawang – darimanakah nyanyian itu berasal – sesudah cetak gol kemenangan.

Bek Inter Milan Skriniar – yang kelihatan menggerakkan jari-jarinya ke fans Cagliari – untuk memberi dukungan rekanan satu teamnya mengutuk aksi beberapa fans saat interviu pasca-pertandingan.

Baca Juga: Tinggalkan City Kompany diminati sejumlah club

Pelecehan yang diterima oleh Lukaku ialah kejadian paling akhir dimana seseorang pemain hitam sudah dilecehkan dengan ras di lapangan oleh beberapa fans Cagliari.

Dalam satu pengakuan, Cagliari menjelaskan faksinya dengan maksud untuk “mengidentifikasi, mengisolasi serta melarang beberapa orang bodoh yang aksi serta tingkah laku memalukannya betul-betul berlawanan dengan nilai-nilai yang dipropagandakan Cagliari Calcio dengan kuat dalam semua ide mereka”.