Persija Jakarta, Indonesia

Persija Jakarta sempat berada di ambang juara Piala Indonesia untuk musim 2018/2019. Namun siapa sangka, dibalik capaian impresifnya tersebut, tim Macan Kemayoran justru harus mendekam di zona degradasi Liga 1 2019. Diambil dari vivagoal

Situasi Persija memang cukup kontras dengan pencapaian mereka di Piala Indonesia. Pada ajang kompetisi Liga 1 2019, Ismed Sofyan dan kawan-kawan justru sudah satu pekan lebih terus berkutat di zona degradasi.

Persija kini duduk di posisi ke-17 klasemen sementara dengan tujuh poin hasil dari delapan kali bertanding. Dari total delapan penampilan itu, hanya ada satu kemenangan yang bisa dikantongi tim asal Ibukota tersebut.

Prospek menjalani persaingan di zona degradasi Liga 1 tahun ini seakan mengembalikan memori Persija ke tahun 1985, dimana pada saat itu tim Macan Kemayoran harus menerima kenyataan pahit turun tuk pertama kalinya ke kasta kedua sepakbola Indonesia.

Tepat 34 tahun silam atau pada tahun 1985, Persija mengalami mimpi buruk. Kekalahan 3-6 dari Persiraja Banda Aceh membuat anak-anak Jakarta harus menerima nasib mengalami penurunan kasta. Persija yang kala itu sedang dikuasai oleh Drs Anwari tidak bisa berbuat banyak dengan pencapaian Persija yang amburadul.

Persija di masa itu, terlihat tidak bisa bersaing karena memiliki komposisi pemain tua hasil dari seleksi internal yang mereka lakukan sendiri. Hanya ada nama besar Hadi Siswanto yang merupakan eks bintang Persebaya Surabaya era 70-an.

Hadi juga bisa bergabung di Persija karena waktu itu sebagai pegawai Pertamina Surabaya, dia dipindah ke Jakarta.

Hadi Ismanto jelas tidak berdaya jika harus berjuang sendirian menyelamatkan Persija. Meski memiliki nama besar di persepakbolaan Indonesia, tapi ketika sudah masuk Persija, usianya terhitung sudah uzur dan butuh pemain muda yang bisa menopangnya.

Pada prosesnya, Hadi ismanto tak cukup membawa Persija kembali berkibar seperti di era 70-an, dimana tahun 1985 menjadi momen terburuk dalam sejarah panjang Persija sebagai klub dengan sejarah panjang di Indonesia.

Persija memulai kompetisi tahun 1985 dengan menjadi tim berperingkat paling bawah dari enam tim yang masuk dalam wilayah barat. Di momen tersebut, Persija mau tak mau harus mengikuti babak play-off dengan melawan Persiraja Banda Aceh.

Sayang, gol Hadi Ismanto, Sudirman Simamora dan Zulkarnain Sidik tidak cukup membantu Persija selamat dari jurang degradasi. Mereka kalah 6-3 dari Persiraja dan harus turun ke kasta kedua bersama Persema Malang waktu itu.

Namun, sebuah kebijakan misterius dari PSSI menyelamatkan Persija dari degradasi. Kala itu, PSSI mengklaim, tim Macan Kemayoran punya satu pertandingan lagi sebelum dipastikan turun ke Divisi satu, yakni mereka harus berhadapan dengan juara Divisi satu yang notabene harusnya secara otomatis naik ke divisi utama, yakni PSIM Yogyakarta.

Sebagaimana yang diketahui bersama, Persija akhirnya batal degradasi dimana PSSI berhasil mengembalikan Persija ke habitatnhya di Divisi Utama bersama dengan Persiba Balikpapan sebagai jawara divisi satu.

Terlepas dari persoalan sejarah 34 tahun silam, skenario tidak terbayangkan tersebut bisa jadi kenyataan jika Macan Kemayoran gagal memperbaiki performa hingga akhir musim Liga 1 2019.

Karena jika benar demikian, Persija bakal bernasib sama seperti juara liga yang langsung terdegradasi pada kampanye berikutnya. Klub top dunia tidak ada yang kebal dengan ancaman degradasi. Sebut saja mereka yang pernah merasakannya, seperti FC Nurnberg di Bundesliga Jerman, Fluminense di Brasil, AC Milan di Serie A Italia dan Manchester City di Liga Premier Inggris.

Untuk klub lokal, ada Sriwijaya FC yang sudah merasakan degradasi meski tidak langsung. Juara kompetisi sepakbola Indonesia dua kali tersebut tergusur dari divisi utama pada Liga 1 2018 lalu. Tapi, Persija masih punya banyak kesempatan untuk menghindari hal serupa.

Saat ini, Bruno Matos Cs masih memiliki tabungan 31 pertandingan di Liga 1 2019 sebelum akhirnya benar-benar memastikan diri bertahan atau tidak di kompetisi tertinggi sepakbola Indonesia.

Advertisement